Siapa yang tak mengenal Pokemon Go?
Nah, siapa pula yang kenal dengan John Hanke
Keduanya bisa saling bertolak belakang.
Pokemon Go di”gila”i banyak orang sedang John Hanke tak pernah dihiraukan.
Padahal antara Pokemon Go dan John Hanke adalah satu kesatuan.
Dan John Hanke-lah sosok yang “membidani” lahirnya Pokemon Go.
John Hanke?
Ya.Dialah g pria yang “melahirkan” Pokemon Go.
Lantas muncul pertanyaan,siapa dia?
Seperti ditulis laman situs “storypick.com,” Sabtu, 16 Juli 2016, Hanke adalah seorang pencipta permainan Pokemon Go.
Dia memerlukan waktu dua puluh tahun untuk membuat permainan ini populer.
John Hanke sendiri menyebut bahwa ada tiga hal yang pengguna dapatkan dalam permainan Pokemon Go yaitu olahraga, mengenal daerah sekitarnya, dan berinteraksi dengan pemain lainnya.
John Hanke saat ini menjadi CEO dari Niantic Labs.
Ia dibesarkan di Cross Plains Texas.
Latar belakang pendidikan John Hanke adalah sarjana University of Texas, Austin.
Ia menerima gelar MBA dari Haas School of Business di University of California, Berkeley pada dua puluh tahun silam.
Sebelum sekolah bisnis, dia bekerja di luar negeri untuk Pemerintah AS di Washington, DC, dan Myanmar.
Cerita asal mula penemuan game Pokemon Go sudah sejak ia masih duduk di bangku sekolah, John sudah memiliki perhatian pada dunia online game.
Salah satu cita-cita dan passionnya adalah memetakan dunia.
Enam belas tahun lalu, John meluncurkan Keyhole yang menghubungkan peta dengan foto udara.
Dia lantas menciptakan peta dunia yang mengikutsertakan GPS yang terhubung pada foto udara tiga dimensi. Dulu, dia yang pertama membuat peta canggih ini.
Keyhole merupakan cikal bakal Google Earth. Sebelum membuat Google Earth, Google terlebih dahulu membeli Keyhole.
Sejak saat itulah, dia bertekad untuk fokus pada game yang berbasis GPS.
“Saya selalu berpikir bahwa saya bisa membuat game canggih dengan menggunakan data GPS yang kita miliki.”
“ Penggunaan ponsel yang semakin berkembang menjadi peluang besar untuk mengembangkan game petualangan yang bisa terkoneksi dengan dunia nyata,” tutur Hanke.
Selama enam tahun, dia dan timnya membuat Google Maps dan Google Street View.
Enam tahun lalu, dia lantas meluncurkan Niantic Labs.
Pada saat itu masih Niantic masih sebuah startup yang didanai Google. Bersama Niantic Labs, dia dan timnya membuat sebuah game pada peta.
Dua tahun kemudian, Niantic membuat MMO berbasis geo pertama yang disebut dengan Ingress.
John akhirnya memutuskan untuk membangun Pokemon Go pada sebuah titik pertemuan yang dibuat para pemain Ingress. Titik temu yang paling populer akhirnya menjadi Pokestops dan gyms di Pokemon Go.
“Saya selalu terpikir bisa membuat permainan yang mengagumkan dengan data geografi yang kami punya.”
“ Saya melihat telepon selalu berkembang dan saya ingin menciptakan permainan berbasis petualangan di dunia nyata,” kata dia.
Di Niantic, Hanke pun menciptakan sebuah permainan MMO berbasis GPS, yaitu Ingress. Dengan Ingress, pengguna bisa memainkan game ini sesuai dengan daerah pemain.
Permainan ini pun disambut cukup baik bagi penggemar game.
“Di Ingress, latar belakangnya adalah dunia nyata dan pemain cukup memainkannya dari ponsel. Saya selalu memimpikan permainan ini bisa terwujud selama perjalanan dari rumah ke kantor Google.
Dua tahun kemudian, Google dengan Pokemon Company bekerja sama membuat program “lelucon April Mop”, yaitu pengguna Google Maps bisa menemukan karakter Pokemon. Lelucon ini pun menjadi viral.
Saat itulah, Hanke ingin merealisasikannya dalam permainan di mana orang-orang bisa “menangkap” Pokemon di dunia nyata dengan menciptakan Pokemon Go.
Dalam Pokemon Go, Hanke menciptakan titik pertemuan bagi para pemain Pokemon Go–Pokestops dan gyms.
Tahun lalu, Hanke mendapatkan kucuran dana dari Google, Nintendo, dan Pokemon Company, serta investor-investor lainnya untuk mengembangkan Pokemon Go.
Dan tahun ini, aplikasi permainan ini dirilis di Amerika, Australia, dan Selandia Baru.
Sejak dirilis jutaan orang sedang dilanda demam Pokemon Go.
Mereka mencari makhluk virtual itu yang muncul di berbagai tempat, tak sedikit yang rela berjalan berkilo-kilo meter.
“Banyak dari kami bekerja di Google Maps dan Google Earth selama bertahun-tahun, jadi kami ingin perpetaan di Pokemon Go itu bagus,” sebut Hanke kepada Mashable.
Niantic sendiri adalah startup yang dikembangkan di bawah naungan Google. Baru pada tahun lalu, Niantic menjadi perusahaan independen.
Pokemon Go disebut sebagai penerus spiritual dari Ingress. Niantic memang banyak mengambil data Ingress yang dimasukkan ke Pokemon Go. Sebut saja lokasi portal yang banyak dijadikan sebagai Pokestops.
“Hadiah dari game ini adalah dorongan dan kesempatan untuk keluar ruangan dan mengalami pengalaman baru, bukan soal adegan besar di akhir di mana bos mati,” kata Hanke.
Pokemon Go sukses luar biasa sejak hari peluncuran, jutaan orang keranjingan memainkannya. Sebuah fenomena yang rasanya belum akan berhenti mengingat game itu belum resmi meluncur di banyak negara. Sudah pasti pula, fiturnya terus bertambah di masa depan.
“Kami mengimajinasikan nantinya tim bisa membangun gim dan Pokestops mereka dengan cara tertentu sesuai dengan selera mereka sendiri,” kata Hanke.