Jose Mourinho menjadi olok-olok pengamat sepakbola Premier League akibat intriknya terhadap wasit dan tim lawan. Terhadap wasit, pelatih Chelsea itu menuduhnya telah “curang” terhadai “The Blues.” Sedangkan intriknya terhadap tim lawan, ia melontarkan strategi “parkir” bus.
Malah, intriknya yang paling konyol, ketika timnya hanya bisa bermain imbang, satu gol berbanding satu dengan Southampton di laga tandang, St.Mary’s Stadium, Minggu malam, 28 Desember 2014, Mourinho menuduh adanya upaya tim-tim Premier League untuk mengoroyok Chelsea.
Mantan pemain Manchester United Gary Neville, yang kini menjadi tim pengamat di “Sky Sport,” menilai pernyataan pelatih Chelsea Jose Mourinho soal adanya kampanye menjegal timnya menjuarai Premier League hanyalah akal-akalan.
Menurut Neville, dengan pernyataan itu, Mourinho sebetulnya ingin menekan wasit sehingga wasit akan berhati-hati mengambil keputusan ketika memimpin laga yang melibatkan Chelsea.
“Ia menanam bibit untuk sisa musim ini. Ia mungkin akan baik-baik saja untuk hal itu.”
“Apa yang dilakukan Mourinho hari ini menunjukkan bahwa Mourinho telah membuat batasan dan mengatakan ‘Saya tak akan menerima hal ini lagi’ dan memberitahu wasit bahwa hal-hal seperti ini tak bisa diterima lagi pada laga-laga selanjutnya,” ujar Neville, yang kini bekerja di Sky Sport.
“Hal-hal seperti ini dilakukan tim-tim yang mengejar gelar juara. Mengacu sejarah, Anda memberikan tekanan, menanam bibit. Ia tak berpikir lama untuk mengatakan bahwa ada kampanye melawan Chelsea,” lanjut Neville.
Mantan pemain Liverpool, Graeme Souness, sependapat dengan Neville.
“Mourinho menarik perhatian kepada hal ini dan pada dasarnya berusaha menekan wasit. Dan, tak ada yang melakukan hal ini lebih baik.
Mourinho mengatakan bahwa ada kampanye terselubung untuk menggagalkan Chelsea menjadi juara Premier League, setelah timnya bermain imbang dengan Southampton, di St Mary’s Stadium.
Pada menit ke-lima puluh lima, gelandang Cesc Fabregas meminta hadiah penalti karena menilai dirinya dilanggar bek “Soton,” Matt Targett. Namun, Fabregas malah mendapat kartu kuning karena dinilai diving oleh wasit Anthony Taylor.
Keputusan Taylor itu dinilai salah oleh Mourinho dan, menurut Mourinho, bukan kali ini saja timnya dirugikan wasit. Inilah yang menjadi acuan Mourinho mengatakan bahwa ada kampanye melawan Chelsea.
Atas intriknya itu Mourinho menerima karma. Pria asal Portugal itu dibuat geram dengan tim lawan yang memasang taktik “parkir bus.”
Strategi yang dulu tak jarang dipraktikannya. Minggu malam WIB, 28 Desember 2014 Chelsea dihadapkan pada pertahanan kokoh Southampton dalam laga sesi kedua “Boxing Day” Premier League.
“Saya percaya Southampton bertahan dengan apa yang mereka punya, dengan organisasi, semangat dan solidaritas dari pemainnya. Upaya mereka adalah untuk mendapatkan poin,” kata Mourinho kepada Sky Sports News.
Soton memang terpaksa melakukan strategi “parkir bus” di babak kedua. Gelandang Morgan Schneiderlin menjadi “korban” permainan bertahan itu setelah mendapatkan kartu kuning kedua sehingga Soton harus tampil dengan sepuluh pemain sejak menit terakhir.
“Sementara pemain saya mencoba untuk menang, terutama di babak kedua,” Mou menambahkan.
Namun, ada hal yang membuat Mourinho lebih marah. Keputusan wasit Anthony Taylor yang tak memberikan penalti kepada timnya membuat eks pelatih Real Madrid itu tak habis pikir.
Mourinho menilai, Cesc Fabregas jelas dilanggar pemain Southampton di kotak terlarang. Namun, wasit justru menilai pemain Spanyol itu melakukan diving.
“Saya tak mengerti itu. Wasit mengubah penalti menjadi kartu kuning. Sama seperti yang terjadi kepada Diego Costa saat melawan Burnley. Itu yang saya tak mengerti,” cetusnya.
Mou mengaku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dia lantas menyindir Taylor. “Saya akan pergi ke wasit dan ingin dia mendapatkan tahun yang baik dan mengatakan bahwa dia seharusnya malu,” ujar Mourinho.