MEULIGO di sebuah dhuha yang muram. Hari itu, pekan pertama Januari, ketika hujan baru saja usai dan bulir air tergelincir
Nugatama
Nugatama
ACEH mengalami stagnasi dihampir semua sektor kehidupan usai kecamuk konflik. Pendidikan yang stagnan, pertumbuhan ekonomi yang merangkak, kemiskinan yang mangkrak
Jembatan Lamnyong, di sebuah pagi yang basah. Renyai hujan pirang tak mampu mengurai belenggu macet di hari pertama kuliah awal
Lima puluh dua tahun sudah, Universitas Syiah Kuala berdiri sambil mengantarkan mimpi pendidikan yang lebih baik di Bumi Serambi. Kisahnya
Lima puluh dua tahun sudah, Universitas Syiah Kuala berdiri sambil mengantarkan mimpi pendidikan yang lebih baik di Bumi Serambi. Kisahnya
Lima puluh dua tahun sudah, Universitas Syiah Kuala berdiri sambil mengantarkan mimpi pendidikan yang lebih baik di Bumi Serambi. Kisahnya
Lima puluh dua tahun sudah, Universitas Syiah Kuala berdiri sambil mengantarkan mimpi pendidikan yang lebih baik di Bumi Serambi. Kisahnya
“...Anga linon ne mali, uwek suruik sahuli // Maheya mihawali, fano me singa tenggi // Ede smong kahanne.........” Itulah penggalan
Simeulue bukanlah kasus pemekaran daerah otonomi baru (DOB) pertama yang mengedepankan prestise dan pressure politik. Masih ada dua kasus pemekaran
Setalah 12 tahun berstatus kabupaten, Simeulue memang prototype seutuhnya sebuah wilayah simalakama. Ketika pilihan yang tersedia hanya prestise dengan mendahulukan