Usai disingkirkan Paris Saint-Germain babak “kncock-out,” enam belas besar Liga Champions, Kamis dinihari, 13 Maret 2015, Chelsea dan sang pelatihnya, Jose Mourinho, menuai badai cemooh dari pengamat dan publik sepakbola sebagai tim “tukang provokasi” dan tak pernah serius bermain sepakbola.
Khusus untuk Mourinho, pengamat menudingnya sebagai pelatih “kacangan,” yang menutupi kelemahan strateginya dengan komentar pedas atas juri dan tim lawan. “Ia bukan si jenius, seperti selama ini delekatkan dengan kepelatihannya,” tulis Jamie Carargher di media “Sky Group.”
Tidak hanya Carragher, pelatih Bordeaux, Willy Sagnol, memberikan komentarnya terkait pertandingan yang melibatkan Chelsea melawan Paris-Saint Germain mengatakan, PSG layak lolos ke perempatfinal Liga Champions karena telah menunjukkan semangat yang luar biasa.
Jamie Carragher secera spesifik mengkritik kelakuan para pemain Chelsea pada laga melawan Paris Saint-Germain.
Yang dikritik oleh Carragher adalah reaksi para pemain Chelsea setelah Zlatan Ibrahimovic melakukan pelanggaran terhadap Oscar pada menit ke-31 dalam laga Liga Champions di Stamford Bridge.
Melihat Oscar terkapar dan mengerang kesakitan, setidaknya ada sembilan pemain The Blues yang mendatangi wasit Bjorn Kuipers dan seakan-akan memintanya bersikap tegas kepada Ibrahimovic.
Pada akhirnya, Kuipers mengganjar Ibrahimovic dengan kartu merah langsung.
Di mata Carragher, Ibrahimovic tak pantas dikartu merahkan.
Mantan bek Liverpool itu juga menyebut reaksi para pemain Chelsea “memalukan dan menyedihkan”.
Mourinho tak senang mendengar kritik Carragher itu.
Dia pun membalasnya.
“Dunia ini aneh. Mungkin karena diet kita atau makanan yang kita makan. Tapi, ingatan jadi lebih pendek,” ujar Mourinho yang dikutip Sky Sports.
“Ketika Jamie Carragher membicarakan soal itu, dia pastinya punya masalah. Jamie berhenti bermain dua tahun yang lalu dan dalam kurun waktu itu dia lupa apa yang dia lakukan di atas lapangan,” sambung Mourinho.
“Saya mendapatkan suatu pelajaran, bukan cuma di sepakbola tapi juga dalam hidup ini, dan saya lebih memilih untuk tertawa. Rasa iri adalah tribut terbesar yang diberikan oleh bayangan kepada orang. Ini soal hidup,” katanya.
Pendapat berbeda diutarakan mantan andalan Timnas Prancis itu terkait penampilan yang ditunjukkan tim asuhan Jose Mourinho. Menurutnya, di laga penuh drama tersebut Chelsea seperti tak niat bermain sepakbola.
“PSG bermain dengan disiplin taktik yang luar biasa. Bagi saya, hasil ini tidak mengejutkan karena PSG telah menunjukkan kualitasnya saat leg pertama diselenggarakan,” jelas Sagnol seperti mengutip Goal, Sabtu, 14 Maret 2015
“Sebagai pecinta sepakbola, sangat disesalkan melihat permainan Chelsea yang seperti tak niat bermain sepakbola. PSG bermain sangat baik sebelum maupun setelah Ibra dikartumerah wasit. Laurent Blanc layak mendapat penghargaan berkat prestasi ini,” urainya.
Usai pertandingan, banyak orang berkomentar wasit Bjorn Kuipers termakan provokasi dari pemain The Blues.
Bahkan, Ibra menyebut pemain Chelsea layaknya gerombolan bayi karena telah melakukan provokasi yang berlebihan kepada sang pengadil.
Menyikapi hal tersebut, pelatih London Biru, Jose Mourinho, membantah pemainnya tidak menekan atau memprovokasi wasit.
“Jika pemain saya mengelilingi wasit, kami akan dituntut. Kami telah menjalani kompetisi selama delapan bulan dan kemudian kami dicerca karena dianggap telah melakukan provokasi kepada wasit, sederhana itu,” jelasnya seperti mengutip Sportsmole, Sabtu
“Pergilah ke Premier League dan lihat berapa banyak tim yang telah dihukum setelah melakukan hal tersebut. Saya tahu Chelsea pernah dihukum sekali. Ini adalah tanggung jawab saya untuk melatih pemain agar kuat dalam menghadapi tekanan,” urainya.
Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, mendapat sisi positif usai timnya dikalahkan Paris-Saint Germain. Menurutnya, usai kekalahan itu John Terry cs justru termotivasi untuk bermain lebih baik di laga selanjutnya.
Bahkan, pelatih asal Portugal berujar semua pemainnya ingin bermain saat mereka menjamu Southampton.
Kemenangan jadi penting bagi Chelsea di laga melawan Southampton. Raihan tiga poin akan mengamankan posisi mereka dari kejaran penghuni tangga dua klasemen, Manchester City yang kini terpaut lima poin.
Jose Mourinho tak mau lagi membahas kegagalan Chelsea di arena Liga Champions. Mourinho ingin fokus memimpin The Blues dalam perburuan trofi Premier League.
Chelsea disingkirkan Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions musim ini. Kendati skor agregat berimbang 3-3, PSG berhak melaju ke perempatfinal berkat aturan gol tandang.
Bagi Mourinho, cerita soal Liga Champions tak perlu diperpanjang lagi. Dia meminta wartawan yang ingin membahas Liga Champions untuk mendatangi manajer Arsenal atau Manchester City.
“Kalau Anda ingin bicara soal Liga Champions, pergilah dan bicara kepada Arsene Wenger atau Manuel Pellegrini karena mereka masih bertahan di Liga Champions,” kata Mourinho di Sky Sports.
“Kami sudah tersingkir. Kami bermain delapan kali dan tak sekali pun kalah, tapi kami tidak meraih hasil yang kami butuhkan untuk lolos ke perempatfinal,” tambahnya.
Kegagalan di Liga Champions berarti hilangnya kesempatan Chelsea untuk meraih trofi. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan maksimal dua gelar pada musim ini. Gelar Piala Liga Inggris sudah di tangan, sementara gelar Premier League sedang mereka perjuangkan.
“Saya berusaha untuk memenangi Premier League. Kalau kami memenangi Premier League, maka sebuah musim dengan trofi Premier League dan Piala Liga Inggris adalah musim yang bagus,” kata Mourinho.
sumber : sportmole, skyswport dan skygroup