Branislav Ivanovic, bek Chelsea asal Serbia, membuat Liverpool meratap untuk kekalahan yang menyakitkan di Stamford Bridge, Rabu dinihari WIB, 28 Januari 2015, di semifinal Piala Liga leg kedua.
Ya, Ivanovic. Bukan Diego Costa yang menjadi “hero” walaupun pemain asal Brasil itu banyak mendapat sorotan seusai Chelsea sukses menundukkan Liverpool.
Ivanovic pun menuai pujian dari sang manajer, Jose Mourinho.
Pemain belakang asal Serbia ini adalah pencetak gol kemenangan The Blues yang tercipta pada babak perpanjangan waktu. Melalui sundulannya pada skema tendangan bebas, Ivanovic membawa Chelsea bertanding di partai final pada 01 Maret 2015 mendatang.
Ivanovic lalu menerima pujian dari Mourinho karena keinginan kuatnya untuk melompat dan mendapatkan gol, terutama karena kakinya sempat terluka dan sepatunya dipenuhi oleh bercak darah.
“Saya kira sepatu Ivanovic sudah seharusnya dipajang di akademi sepakbola agar anak-anak itu melihat sepatu berdarah tersebut,” kata Mourinho seusai pertandingan.
“Sepatu itu adalah sepatu putih, namun dalamnya benar-benar berwarna merah. Kakinya mengalami sobekan yang besar — namun ia mampu memberikan segalanya,” kata Mourinho.
Kekalahan di Stamford Bridge yang menyebabkan agregat gol menjadi dua banding satu membuat Liverpool benar-benar menangis karena mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa lolos ke final Piala Liga Inggris.
Meski akhirnya gagal, Brendan Rodgers tetap menyanjung tinggi penampilan luar biasa anak asuhnya melawan Chelsea.
Liverpool mendominasi total perlawanan Chelsea kala laga leg pertama di Anfield, dan tak memberikan kesempatan The Blues “bernapas” pada laga kedua di Stamford Bridge.
Di Stamford Bridge pula Liverpool memulai laga dengan sangat baik dan punya dua peluang emas lewat Alberto Moreno serta Philippe Coutinho di babak pertama, meski tak satupun jadi gol.
Di babak kedua Liverpool juga mampu bertahan dari gempuran Chelsea, sebelum gol Branislav Ivanovic di menit keempat babak pertama extra time memupus harapan Liverpool maju ke babak final.
Meski gagal bermain di Wembley 01 Maret 2015 mendatang, Rodgers tetap tak bisa menyembunyikan rasa bangganya melihat permainan Liverpool di dua leg semifinal Piala Liga Inggris.
“Saya pikir mereka tampil luar biasa. Jelas kami tim yang lebih baik di dua leg semifinal ini. Kami punya banyak kesempatan bagus untuk bikin gol tapi gagal semua. Saya tidak bisa berkata apapun selain sangat bangga karena para pemain sudah berusaha maksimal,” ujar Rodgers seperti dikutip Sky Sports.
“Sangat sulit ketika mereka bikin gol karena para pemain sudah bekerja keras, menekan sepanjang laga, kami mengubah gaya bermain untuk bikin gol tapi saya berpikir bahwa peluang kami lolos mulai habis di periode itu,” sambung pria asal Irlandia Utara itu.
Sementara itu, manajer Chelsea, Jose Mourinho, puas betul dengan kemenangan Chelsea di semifinal Piala Liga Inggris. Sebabnya The Blues bisa menyingkirkan Liverpool yang dinilainya bermain amat bagus di dua leg.
Namun, Chelsea memulai pertandingan dengan tidak mulus karena di babak pertama mereka kesulitan mengembangkan permainan. Chelsea sama sekali tidak diberi kesempatan melepaskan tembakan tepat sasaran dan nyaris dua kali kebobolan lewat peluang Alberto Moreno serta Philippe Coutinho.
Di babak kedua permainan Chelsea membaik dan mampu merepotkan pertahanan Liverpool. Meski demikian tak ada gol tercipta di waktu normal.
Barulah di menit keempat babak pertama extra time, Chelsea bisa memecah kebuntuan lewat tandukan Branislav Ivanovic yang menjebol jala Simon Mignolet. .
Usai laga Mourinho menyebut kemenangan timnya ini sudah bikin dirinya amat puas mengingat Chelsea mendapat perlawanan hebat dari Liverpool di dua leg semifinal ini. Terlebih di leg pertama, Chelsea bisa saja kalah karena mereka didominasi total sepanjang laga dan hanya punya dua peluang.
“Ini adalah tim Liverpool yang baru dan lawan yang sangat sulit. Jadi aku lebih senang karena kami mampu mengalahkan tim yang bermain sangat bagus di dua leg,” ujar Mourinho seperti dikutip BBC
“Perbedaannya hanyalah pada gol yang seharusnya terjadi di waktu normal 90 menit. Di babak kedua kami menguasai pertandingan,” sambungnya.
“Kabar baik kedua untukku hari ini adalah Ramiresku sudah kembali. Yang pertama adalah kami lolos ke final, tapi kami bisa memainkan Ramires lagi setelah dia berkorban dan bekerja keras selama berminggu-minggu,” demikian dia.