Menurut sebuah studi, dua puluh persen dari cangkir atau gelas yang ada di dapur kantor ternyata tertinggal kotoran serupa kotoran manusia di permukaannya.
Profesor mikrobiologi lingkungan di Universitas Arizona, Charles Gerba, Ph.D, menemukan bahwa sekitar 90 persen dari sebagian besar gelas di kantor membawa kuman berbahaya, dan 20 persennya memiliki bakteri feses.
emuan ini, dilansir laman Mirror.co.uk, menunjukkan bahwa satu di antara lima gelas bisa menjadi sarang mikroba menjijikkan.
Jadi, jika Anda melihat sekeliling ruangan kantor dan mendapati ada lima gelas di sana, setidaknya salah satunya menjadi sarang berbagai kuman menjijikkan.
Dr. Gerba mengatakan, jika kita berpikir mencuci gelas di dapur bersama, karena kita yakin itulah cara terbaik yang dilakukan, ternyata spons yang digunakan tidak dibersihkan secara rutin dan menjadi tempat berkumpul kuman mengerikan.
Intinya, kita hanya menebarkan kuman itu ke berbagai benda dapur.
Jika Anda mau berhemat, atau ingin selalu dapat menikmati segelas minuman hangat, kenapa tidak berusaha sedikit. Bawalah gelas Anda sendiri pulang, dan cuci di rumah menggunakan air panas
Dr. Gerba menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh kebiasaan pegawai kantor yang mencuci gelas atau peralatan makan lainnya di kantor dengan spons yang sama.
Karena spons dipakai untuk mencuci berbagai macam peralatan makan dan tidak pernah dibersihkan atau diganti secara rutin, maka spons ini pun menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri berbahaya.
Jika anda tidak ingin terpapar kuman dan berbahaya tersebut, Dr. Gerba menyarankan kita untuk membawa gelas sendiri dari rumah dan mencucinya juga saat berada di rumah.
Jika perlu, cucilah gelas ini dengan air panas demi membunuh kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Terlepas dari bahaya bahaya minum the dan kopi di kantor, BBC Future memutuskan untuk menimbang-nimbang manfaat relatif dari masing-masing minuman.
Tentu saja kita tak dapat memperdebatkan selera, tapi kami telah memadukan literatur ilmiah nyata, efek terukur kopi dan teh pada tubuh dan pikiran kita.
Bagi banyak orang, kafein adalah alasan utama kita memilih minuman tersebut – kafeinlah yang membuat bersemangat di pagi hari ketika kita masih merasa mengantuk di pagi hari.
Murni berdasarkan komposisi, kopi menang telak: secangkir teh memiliki sekitar setengah dosis kafein stimulan jika dibandingkan dengan yang akan Anda temukan di secangkir kopi standar yang diseduh penyaring kopi
Namun ini tidak selalu mencerminkan energi untuk bangun.
Dengan memberikan subjek baik teh atau kopi, satu studi (yang harus diakui kecil) menemukan bahwa kedua minuman itu memberi individu dengan perasaan sama waspadanya di pagi hari.
Meskipun studi tersebut didasarkan pada perasaan yang dilaporkan sendiri oleh subjek penelitian, perbedaan yang jelas gagal muncul saat diuji lewat kekuatan konsentrasi yang objektif – seperti waktu reaksi.
Memang, ketika dosis pada teh Anda dibuat sama kuatnya dengan kopi, itu benar-benar terbukti lebih efektif mempertajam pikiran.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa dosis kafein bukanlah segalanya: mungkin harapan orang juga menentukan seberapa waspada kita merasa, atau bisa juga bahwa itu adalah pengalaman keseluruhan dari selera dan bau, dari minuman favorit yang membangkitkan indera kita.
Kesimpulan: Melawan logika, teh tampaknya memberikan kekuatan untuk bangun sama halnya seperti kopi. Ini adalah hasil yang imbang.
Perbedaan terbesar antara kopi dan teh muncul setelah tubuh tergeletak nyaman di kasur.
Ketika membandingkan orang yang minum teh dengan kopi dalam jumlah yang sama dalam satu hari, para peneliti dari Universitas Surrey di Inggris mendapatkan bahwa meski kedua minuman tersebut menguatkan kemampuan fokus, tapi para peminum kopi lebih kesulitan untuk tidur di malam hari – mungkin karena jumlah kafein yang lebih besar akhirnya berfungsi.
Para peminum teh, di lain pihak, bisa tidur lebih lama dan tenang.
Kesimpulan: Teh menawarkan banyak manfaat seperti kopi, tapi tanpa kesulitan tidur di malam hari – kemenangan yang mutlak.
Sama seperti anggur merah, kopi dan teh keduanya dikenal dapat mengubah gigi putih bagaikan mutiara menjadi kuning keruh dan coklat. Tapi yang lebih buruk?
Kebanyakan dokter gigi tampaknya setuju bahwa pigmen alami teh lebih mungkin untuk menempel di lapisan gigi – terutama jika Anda menggunakan obat kumur yang mengandung chlorhexidin antiseptik umum, yang tampaknya menarik dan mengikat partikel mikroskopis.
Kesimpulan: Jika Anda ingin senyum yang sempurna, kopi mungkin tidak sejahat teh.
Di Inggris, umum untuk memberikan “teh dan simpati” ke teman yang merasa tertekan – dengan pemikiran bahwa secangkir Earl Grey adalah obat untuk pikiran yang bermasalah.
Bahkan, ada beberapa bukti bahwa teh dapat menenangkan saraf Anda: peminum teh secara teratur cenderung menunjukkan respon fisiologis lebih tenang dalam situasi yang mengganggu, dibandingkan dengan orang yang minum campuran herbal.
Secara keseluruhan, orang yang minum tiga teh cangkir sehari tampaknya memiliki risiko 37% lebih rendah terserang depresi dibandingkan mereka yang tidak minum teh.
Kopi tidak memiliki reputasi yang sama memang, ada beberapa laporan bahwa itu membuat saraf mereka seolah berdenting.
Namun ada beberapa bukti bahwa hal itu juga dapat melindungi dari masalah kesehatan mental dalam jangka panjang.
Baru-baru ini “meta-analisis” menemukan bahwa setiap cangkir kopi sehari tampaknya mengurangi risiko terkena depresi sekitar delapan
Sebaliknya, minuman lainnya (seperti minuman ringan manis) hanya meningkatkan risiko terganggu kesehatan mental.
Terlepas dari usaha terbaik para ilmuwan, dalam jenis penelitian epidemiologi besar seperti ini sulit untuk menyingkirkan faktor-faktor lain yang mungkin berada di balik beberapa hal – tapi bisa jadi bahwa kedua minuman menawarkan nutrisi yang meredam respon stres dan meningkatkan suasana hati dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Berdasarkan bukti yang terbatas ini, hasilnya imbang.
Sama menggiurkan, walau masih pada tahap awal, studi epidemiologi menyarankan bahwa kopi dan teh menawarkan banyak manfaat kesehatan lainnya.
Karena bahkan kopi tanpa kafein memberi manfaat yang sama, ada kemungkinan bahwa nutrisi lain dapat membuat metabolisme sehingga masih bisa memproses darah glukosa secara efisien tanpa menjadi tidak sensitif terhadap insulin – penyebab diabetes.
Kedua minuman juga tampaknya cukup melindungi jantung, meskipun bukti tampaknya sedikit lebih kuat untuk minum kopi, sementara teh juga tampaknya sedikit melindungi terhadap berkembangnya berbagai jenis kanker – mungkin karena antioksidannya.
Kesimpulan: imbang lagi – kedua minuman secara mengejutkan, dapat menyehatkan tubuh bila diminum dalam jumlah yang wajar.