Mantan Bos Repsol Honda, Livio Suppo mengaku kagum dengan keteguhan hati Marc Marquez.
Empat titel juara dunia di kelas MotoGP tak membuat Marquez berubah.
Suppo mengenang pertemuan pertamanya dengan Marquez.
Saat tanda tangan kontrak terjadi, Marquez masih menyisakan satu musim di Moto2.
“Ketika saya memutuskan untuk meninggalkan Honda, saya mengatakan padanya tentang momen Marquez menandatangani kontrak bersama dengan saya.”
“Saat itu Marquez masih sangat muda dan masih menjalani satu musim tersisa di Moto 2,” ucap Suppo mengenang.
Suppo saat itu memberikan nasihat pada Marquez tentang besarnya ‘bahaya’ yang ada di dunia MotoGP.
“Saya katakan kepadanya: Kamu adalah sosok pebalap yang sangat baik saat ini, namun ketika datang ke MotoGP, kamu akan mendapat banyak uang, dikelilingi penggemar wanita, dan sangat terkenal.”
“ Kamu kemungkinan akan terkenal, tetapi saya minta kamu tidak berubah,” kata pria yang juga pernah bekerja sama dengan Casey Stoner ini.
Lewat tangan dingin Suppo dan seluruh jajaran staf Honda, Marquez mampu menarik keluar seluruh kemampuannya di atas motor Honda.
Empat titel juara dunia pada lima musim perdana di kelas MotoGP membuktikan kehebatan Marquez.
Namun di balik meroketnya nama Marquez, Suppo menilai tak ada perubahan drastis dari sikap pebalap asal Spanyol tersebut.
“Saya kembali mengingatkan dirinya tahun lalu dan juga saat ini. Dia tak pernah berubah. Dia sangat spesial,” kata Suppo.
Sikap rendah hati yang ditunjukkan Marquez terbilang sikap yang sulit untuk diwujudkan oleh pebalap muda dengan prestasi fenomenal.
“Terkadang seorang pebalap tidak menyadari situasi yang ada. Mereka sangat terkenal dan untuk bisa jadi seperti Marc Marquez tentu sangat sulit.”
“Saya bahkan lebih menghargai Marquez dalam sisi ini dibandingkan apa yang bisa ia lakukan di atas motor,” kata Marquez.
Sementara itu, juara America Superbike Championship, Toni Elias mengakui Marc Marquez berhasil jadi yang terbaik saat ini karena telah sukses menyerap semua ilmu Valentino Rossi.
Marquez berhasil membuat Rossi tak berdaya sejak ia muncul ke kelas MotoGP.
Dalam lima tahun perdana Marquez, pebalap asal Spanyol itu mampu merebut empat titel juara dunia MotoGP. Satu titel lainnya jadi milik Jorge Lorenzo
Menurut Elias, salah satu keberhasilan Marquez adalah lantaran pebalap bernomor 93 itu benar-benar memerhatikan dan mempelajari gaya Valentino Rossi di lintasan.
“Marquez seperti Rossi di lintasan. Marc Marquez memelajari setiap gerakan Valentino Rossi sepanjang kariernya, kemudian menggabungkannya dengan DNA juara yang ia punya dan pengalaman bertanding dengan lawan-lawan lainnya.”
“Setelah itu, Marquez kemudian sukses beberapa kali mengalahkan Rossi,” ujar Elias.
Menurut Elias, perbedaan antara Marquez dan Rossi saat ini hanya ada di faktor umur. Perbedaan usia belasan tahun membuat Rossi agak sulit mengimbangi Marquez.
“Perbedaan antara Marquez dan Rossi terletak di sisi umur.
Melihat perbedaan waktu yang ada dan fakta sulitnya bersaing di level elite, justru selisih empat belas tahun itu menunjukkan betapa hebatnya Rossi masih mampu bertarung lawan Marquez,” kata Elias.
Elias mengungkapkan bahwa Rossi sempat kesal karena Marquez benar-benar menyerupai The Doctor semasa muda.
“Di awal karier Marquez, Rossi sempat marah melihat Marquez melakukan hal yang sama dengan dirinya. Ada seorang pebalap muda yang tengah belajar dan memahami, kemudian sukses merebut posisi juara yang penuh pengalaman,” tutur pebalap asal Spanyol ini.
Sementara itu, Maverick Vinales mengaku banyak pelajaran yang bisa diambilnya dari sosok Marc Marquez yang telah memenangkan empat titel juara dunia MotoGP sepanjang kariernya.
Sejak Vinales pindah ke Yamaha, ia disebut sebagai salah satu calon kuat penantang Marquez.
Namun setelah tampil solid di awal musim, Vinales seolah kehabisan tenaga di akhir musim untuk menyaingi Marquez.
Vinales mengaku dirinya tak akan sungkan menjadikan Marquez sebagai contoh ideal sosok pebalap.
“Marc Marquez selalu berlatih dengan baik. Dia selalu mencari batas kemampuan dan tahu caranya melakukan itu.”
“Itu adalah salah satu kualitas yang ia miliki. Marquez selalu mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari motor yang ia naiki,” ujar Vinales seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Vinales menegaskan sulit bagi tiap pebalap untuk mencapai level yang telah ditunjukkan oleh Marquez.
“Saya terus berusaha memacu motor melebihi kemampuan motor yang saya tunggangi,” kata Vinales.
Musim ini duel Vinales lawan Marquez belum sering terlihat musim ini. Ketika Vinales perkasa di awal musim, Marquez masih belum di performa terbaiknya.
Sedangkan saat Marquez tampil gemilang, penampilan Vinales sudah menurun.
“Kami tak pernah benar-benar banyak bertemu di lintasan musim ini. Yang pasti saya menaruh rasa hormat pada seluruh pebalap. Di atas lintasan, yang terbaik yang akan menang dan sentuhan bisa saja terjadi,” ucap Vinales.