Kaspersky Lab, seperti ditulis “phone arena,” hari ini, Kamis, 06 Juli, merilis aplikasi gratis untuk membantu penghematan baterai di perangkat Android.
Hal ini dilakukan Kapersky untuk menjawab banyaknya pengguna yang mengalami kepanikan saat baterai smartphone melemah di saat tak tepat.
Seperti juga ditulis laman situs “baterey life,” hari ini, Kaspersky Lab, memang sudah lama merancang fitur ini.terutama untuk mengatasi pengalaman tak menyenangkan saat baterai smartphone Android berada di level kritis.
Aplikasi ini bekerja dengan prinsip menganalisis semua aplikasi yang dipasang pada perangkat Android pengguna.
Kemudian, Battery Life akan mengidentifikasi aplikasi mana yang paling mengonsumsi banyak daya.
Hal ini dilakukan karena sembilan puluh enam persen aplikasi di perangkat Android berjalan di latar belakang bahkan saat pengguna sedang tidak memakai aplikasi tersebut.
Battery Life kemudian menghentikan aplikasi yang rakus daya baterai, sehingga masa pakai baterai bisa lebih lama.
Fitur lain di aplikasi Battery Life ini adalah kemampuan menghitung waktu yang tersisa sebelum baterai smartphone benar-benar habis.
Hal ini tentu akan membantu pengguna menemukan cara untuk mengisi daya smartphone. Dengan demikian, komunikasi pun tidak akan terganggu.
Head of Consumer Product Management Kaspersky Lab Elena Khachenko mengatakan, Kaspersky sebagai perusahaan keamanan tak hanya melindungi pengguna dari ancaman siber.
“Pendekatan kami demi melindungi pengguna mencakup mengurangi risiko digital seminimal mungkin di semua lini. Battery Life membantu pengguna untuk tetap terhubung,” kata Khachenko.
Namun, ia juga berpesan kepada pengguna untuk selalu mementingkan keamanan internet ketika sedang online. “Sangat penting untuk mempertimbangkan perlindungan privasi dari mata-mata, dan melindungi perangkat dari kehilangan atau pencurian”, ungkap Kharchenko.
Sekadar informasi, aplikasi Battery Life tak memakan space memori, hanya membutuhkan ruang sebanyak lima belas megabyte
Aplikasi ini bisa berjalan di Android berbagai versi.
Untuk diketahui, baterai berperan vital bagi sebuah smartphone karena komponen inilah perangkat tersebut bisa menyala.
Berapa lama masa pakai sebuah baterai smartphone sangat tergantung pada kebiasaan masing-masing pengguna.
Bila pengguna setiap hari sering “menyiksa” smartphone dengan aktivitas video streaming, music streaming, dan kegiatan lain yang mengonsumsi banyak daya, tentu masa pakai baterai smartphone pun akan lebih pendek.
Mengapa?
Sebuah baterai biasanya punya “batas” tertentu berapa kali ia dapat diisi hingga penuh, digunakan, dan seterusnya.
Saat ini ada sejumlah aplikasi yang memungkinkan pengguna smartphone Android mengecek “kesehatan” baterainya.
Salah satunya adalah Repair Battery Life PRO. Aplikasi ini mengklaim mampu “memperbaiki” kerusakan di baterai smartphone, meski sebetulnya ini terdengar hampir mustahil.
Mengapa mustahil?
Baterai smartphone terdiri dari komponen kimia yang selama penggunaannya telah mengalami banyak perubahan dan proses kimia, yang tidak bisa diperbaiki dengan sekadar menggunakan aplikasi.
Namun terlepas dari itu, aplikasi ini cukup layak dipertimbangkan untuk mengecek kesehatan baterai.
Selain itu, para peneliti telah menemukan sebuah material baru yang dipakai untuk meningkatkan daya tahan baterai.
Dengan begitu, masa pakai baterai bisa lebih lama dan tak perlu sering-sering mengisi daya.
Mengutip laman The Independent, penggunaan material tersebut bisa menimbulkan perubahan positif pada teknologi yang ada saat ini.
Nantinya pengguna smartphone akan terbebas dari power bank dan bisa hidup jauh dari stop kontak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Michigan dan Cornell University, material baru itu diberi nama magnetoelectric multiferroic. Disebutkan bahwa material itu berbentuk polar film tipis yang bisa beralih antara positif dan negatif dengan dorongan energi kecil.
Dikatakan pula bahwa material tersebut memungkinkan komputer beroperasi pada lonjakan energi, bukan arus konstan seperti yang sekarang dipakai. Dengan teknologi ini, energi yang digunakan akan sangat efisien.
Bahkan, disebutkan penggunaan material magnetoelectric multiferroic bisa meminimalkan penggunaan energi dengan daya seratus kali lebih sedikit dibandingkan biasanya.
Teknologi ini diperkirakan akan membuat proses pengisian daya ponsel dalam waktu singkat.
Saat baterai sebuah iPhone terisi penuh, penggunaannya diklaim bisa mencapai tiga bulan, sehingga dalam setahun pengguna hanya perlu mengisi daya sebanyak empat kali.
Sayangnya kini material baru hasil penelitian itu belum bisa digunakan. Salah satu peneliti mengatakan bahwa teknologi ini baru akan mulai direalisasikan pada tiga belas tahun kedepan.