“Geureute tak pernah jadi serpihan,” begitu pesan pendek yang merambat di hari ke tujuh usai gempa besar disertai tsunami delapan
Nuga Travel
Nuga Travel
Kenal Bondan Winarno? Si “Mak Nyusss” pemburu kuliner sekaligus jagoan citarasa makanan dan minuman seantero donya, yang suatu ketika kesengsem
Lambodong? Ya, Lambodong, pulau dengan sejumput tanah dalam gugusan kepulauan tak berpenghuni. Sejumput dataran berpasir yang terbentuk dari tatahan koral
Matahari siang di hari Minggu itu tegak lurus di ubun-ubun kami. Setengah jam lalu Si Captain menepikan perahu cepatnya di
Pulau Sarok, di sebuah pagi, ketika mendung menggayut dan hujan pirang menyiram bak air peseujuk. Laut berjingkrak kegelian ketika angin liar
Kelebat gelap disubuh itu menjalar bersama azan dari masjid besar Stabat ketika mobil kami menginjak tapak jembatan Sungei Wampu. Hentakan
“Kalau ke Tapaktuan jangan lupa singgah di kedai mie abuih Mak Ali.” Itu bunyi pesan pendek yang saya kirim ke
Lhok Keutapang? Tanyakan kepada Akmal Ibrahim, mantan Bupati Aceh Barat Daya, di mana letaknya dan bagaimana keindahan serta siapa pemiliknya.
Datanglah ke Lamlhom. Begitu selalu pesan banyak teman ketika mulai bersinggungan dengan haba nikmatnya gulai eungkot paya. Gulai yang menjadi
Telapak kaki Geureute, tengah hari, di ujung siang pekan kedua September. Terik matahari menyengat ke ubun-ubun. Gradasi langit yang dipantulkan